Skip to main content

Brightstone V1 Chapter 1

- Reinkarnasi -

Sebagai yatim piatu, miskin dan tidak memiliki apapun sebagai warisan. Alhasil lintasan kehidupan Hiro berkelok dan penuh batu. Namun, Hiro adalah pemuda yang tegar dan pantang menyerah. Dia seperti ikan yang perlahan menjelma menjadi naga. Dari kedalaman lautan, terbang ke langit biru.

Semua berasal dari kemampuan mengingatnya yang luar biasa. Terlahir dengan memiliki memori eidetik. Saat semua orang menghabiskan waktu menghafal sebuah paragraf dalam buku, Hiro telah menghafal seluruh isi buku tersebut.

Saat berusia sepuluh, Hiro menghabiskan setiap waktu luangnya di perpustakan. Menjadikan dirinya sesosok jenius yang maha tahu. Lalu, ketika beranjak tiga belas, dia memasuki universitas dan menghabiskan hanya setahun waktu disana.

Untuk para dosen serta professor, Hiro adalah seorang jelmaan setan buku. Pengetahuannya yang berlimpah membuat para jenius merasa ingin memasukan kepala ke dalam jamban.

Ketika beranjak tujuh belas, Hiro pertama kali memulai bisnis. Hanya butuh satu tahun, bisnisnya berkembang ke titik pebisnis lain muntah darah karena memiliki pesaing gila.

Hiro ahli dalam berbagai hal. Uang bukan sesuatu yang penting untuknya. Dia selalu rakus terhadap ilmu pengetahuan. Otaknya adalah versi lubang hitam mini yang siap melahap setiap informasi tanpa meninggalkan sisa di belakang.

Namun ketika dia berusia dua puluh, semuanya terbalik. Hanya karena burung sialan yang membuang kotoran tepat di wajahnya. Membuatnya terkejut dan melompat tiba-tiba, tanpa sadar posisinya berada di pinggir tebing curam.

Yang Hiro tahu saat terjatuh adalah mati. Dengan ketinggian lebih dari seratus meter di mana dasar jurang penuh dengan karang. Hempasan ombak yang siap meremukan tulang dan menghancurkan daging menjadi makanan ikan.

Bahkan malaikat hanya bisa menutup mata, menyalahkan nasib sialnya.

Namun sebelum tubuhnya mendarat di atas karang tajam, rohnya memudar. Seperti layang-layang yang putus dari benang, melayang lalu menghilang di udara tipis.

Di sebuah kamar yang luas, lima orang wanita dengan pakaian aneh mengelilingi tempat tidur kayu. Diatasnya, seorang wanita muda berbaring dengan dua kaki mengangkang terbuka.

“Nyonya, dorong lebih kencang.” Seorang wanita tua berteriak menginstruksikan.

Wanita cantik yang berbaring melotot tajam, dengan kedua tangan memegang wanita yang masing-masing berdiri di tiap sisinya. Di mulutnya, sebuah kain putih terjepit di antara deretan gigi putih dan bibir merah delima.

“Ermmmmmmhhhhhhhhhhh” Erangan wanita cantik tertahan, bulir keringat mengucur dari wajah cantiknya, sementara dua wanita di sampingnya memasang wajah menderita karena cengkeraman keras tiba-tiba.

“Sedikit lagi nyonya, ya dorong terus, kepalanya terlihat nyonya.” Wanita tua tampak gembira. Redup matanya seketika menyala, melihat ke arah pintu kehidupan yang merobek terbuka. Dalam keadaan normal, tempat yang di intip wanita tua ini adalah surga impian para lelaki dewasa, namun pasti tidak pada saat ini, surga itu telah berantakan total sekarang!

Hiro tersadar. Ketika membuka mata, tampak di depannya seorang wanita tua tersenyum kesetanan sedang memandang wajahnya. Berbeda dari bayi lain, kelima indranya telah aktif sepenuhnya.

Dia dapat melihat dengan jelas layaknya orang dewasa. Mendengar bahasa-bahasa aneh yang keluar dari bibir wanita-wanita yang berlalu lalang di dalam kamar, mencium bau darah yang melekat bersama tubuh, merasakan denyutan saat tali pusarnya terpotong.

Akhirnya Hiro menyadari apa yang terjadi. Kini dia terlahir kembali.

Hiro melihat tangan mungilnya, raut wajahnya berubah. Segala kenangan tentang kehidupan sebelumnya seolah tercetak jelas di kepala. Dia mengerti, bahkan setelah kematiannya, ia telah membawa semua ingatan masa lalu beserta sejumlah besar pengetahuan ke dalam kehidupannya yang baru.

Hiro memperhatikan dengan seksama sekelilingnya, mendengar setiap kata yang keluar dari orang-orang di sampingnya. baik benda-benda di sekitarnya yang tampak unik atau bahasa yang terdengar asing di telinganya.

Dia dapat bertaruh dengan hidupnya, tempat ini bukan di Bumi.

Hiro belajar dengan cepat, dalam waktu beberapa bulan, dia dapat memahami bahasa yang di gunakan serta gambaran kasar tentang jenis apa keluarga barunya. Lebih penting, dia telah mengkonfirmasi dengan jelas bahwa kehidupan keduanya tidak lagi di Bumi, melainkan di dunia lain.

Tera, adalah dunia dimana kehidupan kedua Hiro lahir. DI dunia ini, peradaban manusia berbeda total dengan kehidupan masa lalunya.

Sihir bukan cuma khayalan. Manusia mengejar kekuatan lebih dari apapun. Di Tera, yang kuat adalah bos, sementara lemah siap-siap menjadi budak. Ada perang dimana-mana, dan pedang merupakan senjata mematikan disini, karena pada dasarnya belum ada yang menemukan nuklir.

Hiro memang cukup beruntung, terlahir di keluarga bangsawan yang merupakan sebuah keluarga kuno. Keluarga Dragonblood telah ada lama ada, bahkan sebelum Kekaisaran terbentuk.

Semua orang dari keluarga Dragonblood adalah manusia yang berbangga diri. Banyak pahlawan lahir dari keluarga ini, banyak nama-nama dari mereka yang telah meninggalkan kesan di masyarakat dan takkan hilang bahkan selama seribu tahun.
Namun, berbanding terbalik dengan ketenaran dan kekuatan Dragonblood, kemampuan reproduksi keluarga ini sangatlah menyedihkan, jumlah anggota keluarga mereka bahkan dapat dihitung dengan sebelah jari tangan. Keluarga Dragonblood hanya memiliki empat anggota, pertama yaitu kakek Hiro, kemudian ayah serta pamannya dan terakhir adalah dirinya.

Bahkan di kelahiran keduanya, nama yang di berikan oleh orang tuanya sama dengan nama di kehidupannya yang dulu, Hiro! Namun mungkin karena bahasa aneh di dunia ini, pelafalan namanya terdengar seperti heero.

Hiro hanya bisa mendesah ketika orang-orang disekitar memanggil namanya dan berpikir, “Apa yang salah dengan dunia ini? Mungkinkah lidah mereka pendek dari lahir? Itu hanya empat huruf! Tidak bisakah mereka mengeja dengan tepat?”

Waktu berlalu seperti kuda perang yang berlari kesetanan saat musim kawin ketika mengetahui sang betina telah berselingkuh di kandang sebelah.

Ya Hiro kini telah berusia tiga tahun, seperti anak-anak dari keluarga Dragonblood pada umumnya, dia tumbuh dengan cepat, tulangnya kuat serta tingginya bahkan telah sama dengan anak usia lima tahun.
Di sebuah halaman luas, tidak jauh dari mansion keluarga Dragonblood yang megah, tampak dua manusia sedang berlatih beladiri.

“Luruskan lenganmu dan pukul dengan sekuat tenaga.”

“Seperti ini paman Hans?” Hiro mencoba menirukan gerakan yang diajarkan oleh pamannya beberapa waktu lalu.

Peluh membasahi wajahnya, namun senyumnya menggambarkan kebahagiaan berlebih.

Setiap lelaki yang terlahir di bumi memiliki satu impian yang kira-kira sama. Mereka mengidolakan Spiderman, Ironman, Thor, Wiro Sableng, Panji Manusia Millenium. Jika mental anak sedikit ekstrim mungkin memilih Joker atau Hulk jika terlahir buruk rupa. Namun kesamaannya adalah mereka ingin menjadi kuat seperti superhero.

Jika muncul seseorang dengan menawarkan dua pil, merah dan biru seperti film Matrix. Merah menjadi superhero, biru menjadi mahasiswa jenius. Anak-anak laki-laki di Bumi pasti tidak menggunakan waktu untuk berpikir. Mereka akan menyambar pil merah dan menelannya bahkan tanpa menanyakan cara penggunaan atau efek samping pil tersebut. Mungkin cara pakai bukan ditelan, melainkan disusupi di dubur atau dicampuri dalam bubur.

Menjadi laki-laki adalah tentang kekuatan. Hanya jika memiliki kekuatan, seseorang bisa memikul tanggung jawab. Ketika di Bumi, Hiro hanya bisa bermimpi menjadi superhero. Ada banyak aturan yang menentang seseorang menjadi kuat.

Bahkan jika anda kuat, kau tidak bisa pergi dan memukul seseorang dengan sesuka hati! Satu, kau akan di laporkan kepada polisi, bahkan jika hanya tergores sedikit. Dua, komnas HAM dan organisasi perlindungan tetek-bengek sangat suka mencari kerja dengan mempermasalahkan tentang ini dan itu. Tiga, media massa menyebalkan yang kerjanya membesar-besarkan segala hal! Kau akan berakhir di kritik, di caci, sampai ke titik kau merasa lebih murah dari kuaci!

Jadi ketika mengetahui Tera tidak seperti Bumi, membuat Hiro seperti kerbau yang menemukan kubangan lumpur.

Dia menyalurkan semua fokus dan kekuatan dalam kepalan tinjunya dan berharap agar bisa menguasai teknik yang diajarkan dengan cepat.

“Ya, seperti itu.” Seru Hans bersemangat ketika melihat Hiro melakukan set tinju yang dia ajarkan dengan benar.

“Tarik tanganmu dan pukul dengan lurus, kuda-kudamu sedikit goyang, ulangi kembali.”

Hiro mematuhi dan mengulangi gerakan yang sama sementara Hans mencoba menjelaskan, “Tidak ada jalan pintas untuk menjadi kesatria. Sebuah rumah besar membutuhkan tiang yang kokoh.Tinju ini di sebut meteor fist, jika kau berhasil menguasainya kau akan memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan batu. Dan seiring kekuatanmu meningkat, menghancurkan mansion adalah hal mudah. Pelajaran cukup sampai disini, paman akan mengajari gerakan lain ketika kau telah berhasil meteor fist.”

Lelaki dua puluhan itu tersenyum saat menyelesaikan penjelasannya lalu beranjak pergi, namun setelah beberapa langkah tiba-tiba dia berbalik ketika menyadari sesuatu yang salah.

Peng.

Suara berasal dari hantaman tinju Hiro ketika memukul udara kosong.

Hans terkejut ke titik dia merasa menjadi bodoh. Suara yang muncul ketika Hiro melemparkan tinju adalah tanda Hiro telah menguasai tinju dengan sempurna. Meteor fist merupakan tinju yang didasari kekuatan pukulan dan kecepatan. Ketika kekuatan dan kecepatan tinju selaras, udara di sekitar akan meledak dan menimbulkan gema.

Walaupun gema yang dihasilkan oleh Hiro terdengar sumbang dan lemah, itu hanya karena dia belum tumbuh sempurna, belum! dia hanya seorang balita berumur tiga tahun!

Peng.

Suara itu muncul kembali, setelah dia mengulangi gerakan selama beberapa kali. Senyum Hans kian melebar saat mendengar bunyi sumbang itu.
Kali ini, setiap Hiro melemparkan tinjunya diantara sepuluh pengulangan kemungkinan memunculkan gema adalah satu kali.

Peng, Peng.

Beberapa saat kemudian Hiro sudah menghasilkan dua kali gema berturut-turut saat tinjunya di lemparkan.

Peng, peng, peng.

Kali ini dia menghasilkan gema tiga kali berturut-turut.

Peng, peng, peng, peng, peng …

Tidak membutuhkan waktu lama, semua pukulan yang Hiro lemparkan sudah menghasilkan gema.

Rahang Hans jatuh ke tanah ketika menyaksikan kecepatan latihan Hiro. Dia hanya bisa mendesah kemudian berpikir, “Aku melatih monster!”

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Brightstone V1 Chapter 2

- Cheat - Mendengar laporan tentang prestasi Hiro dalam belajar teknik meteor fist, Harold tertawa sampai tersedak anggur. Dia begitu bangga seperti hal itu di lakukan olehnya sendiri. “Baik, baik, Hiro memang bibit keluarga yang baik.” Harold memukul meja lalu menuangkan seluruh anggur dari gelas ke dalam mulutnya yang menganga terbuka. Glup glup glup. Suara anggur melewati kerongkongan Harold, namun tiba-tiba dia tertawa kembali. Hans hanya bisa tersenyum kecut saat ini, cipratan anggur berpadu air liur tiada henti menghujani wajah Hans layaknya hujan di pagi hari. Jika hal ini di lakukan oleh orang lain, mereka hanya akan menderita ke titik meminta untuk cepat mati. Hans adalah pejuang terkenal, tangan kanan seorang Jenderal besar. Dia dikenal dengan julukan kesatria gila, membunuh tanpa berkedip. Bersama Harry kakaknya, mereka berhasil mempertahankan wilayah Kekaisaran dari serbuan barbar di selatan hanya dengan seribu prajurit. Di depan Hans, bahkan Kaisar tidak ber

Brightstone V1 Chapter 7

PELATIHAN NERAKA Tiga hari ini mungkin adalah hari yang paling membosankan bagi Hiro. Setelah pulang dari kota Rucci, dia hanya ingin cepat-cepat menghabiskan waktunya membaca buku dan memperkuat diri dengan latihan yang teratur. Namun, semua tidak seperti yang dia bayangkan. Semua berawal dari laporan prajurit keluarga Dragonblood tentang perjalanan Sofia dan Hiro ke kota Rucci. Mendengar cucunya mengalahkan murid inti sekte Pedang Langit, Harold merasa bangga tak terkira. Dia lalu mengadakan perjamuan besar. Pesta tiga hari tiga malam. Dan Hiro sebagai tokoh utama hanya bisa duduk seperti orang bodoh melihat kakek dan pamannya mabuk anggur. "Dua tua bangka ini, apakah lambung mereka tidak berujung?" Hiro menggerutu kesal melihat kakek dan pamannya yang tidak kunjung berhenti minum. Aula besar di mansion yang selalu sunyi, kini disulap menjadi tempat pesta. Hans mengundang beberapa teman dekatnya membuat suasana lebih meriah. Makan, minum, mabuk, tertidur, ter