Skip to main content

Brightstone V1 Chapter 3

- Gedung Lelang -

Sebagai seorang Dragonblood, Hiro mendapatkan pelayanan menakjubkan dari para prajurit keluarganya. Apalagi status ibunya yang adalah seorang putri Kaisar. Bahkan saat pergi ke pasar, ada badan kekar penuh otot dan daging keras siap berjaga.

Ini bukan pertama kalinya Hiro melangkah keluar mansion keluarga Dragonblood, namun efesiensi serta sikap cepat tanggap prajurit keluarga yang dibawah pimpinan ayahnya membuat Hiro berdecak kagum.

Ini bukanlah hal yang aneh, prajurit keluarga Dragonblood sendiri merupakan orang-orang terpilih, dan semua dari mereka memiliki asal yang sama, Lei-Rafu.

Lei-Rafu adalah sebuah kota dengan dua belas desa di bawah yurisdiksi langsung keluarga Dragonblood.

Lei-Rafu bukan sembarang kota. Ini adalah kota militer yang terdiri dari dua belas suku.

Dua belas suku ini memiliki ikatan yang tak terpisahkan dari keluarga Dragonblood. Bahkan jika Kaisar hadir, mereka tidak akan menundukan muka. Hanya kepada keturunan Dragonblood, dua belas suku memiliki sumpah setia.

Ke dua belas suku rela mati berdarah untuk keluarga Dragonblood dan tunduk kepada keturunan asli Dragonblood. Oleh sebab itu, saat keluarga Dragonblood memutuskan bergabung dengan Kekaisaran. Ke dua belas suku ikut serta, meninggalkan tanah kelahiran mereka di ujung timur benua dimana dua belas pulau kokoh berdiri tegar di atas lautan biru.

Dari postur prajurit keluarga Dragonblood, Hiro menaksir tinggi mereka, tidak ada yang kurang dari dua meter! Dengan tubuh berisi tulang kuat yang ditutupi otot dan daging keras. Siapa yang ingin mencari gara-gara dengan raksasa seperti itu? Hanya orang gila yang mencoba mati cepat!

Alhasil dengan pengawalan ketat dan siap siaga dari prajurit keluarga, perjalanan ke pasar yang terletak di kota Rucci tidak mendatangkan masalah apapun. Segalanya lancar dan tentram.

Perjalanan dari mansion keluarga Dragonblood ke kota Rucci menghabiskan waktu delapan jam! Dan dalam delapan jam tersebut Hiro memiliki banyak keluhan yang dia kumpulkan di dalam hati.

“Kuda ini sangat lambat!”

“Roda kayu memang lebih cocok di ganti karet!”

“Bokongku bisa mekar! Mengapa kereta ini tidak memiliki suspensi!”

“Jalan terlalu memutar! Harusnya ada terowongan di gunung itu, ini membuang cukup banyak waktu!”

“Siapa orang bodoh yang membuat jalan seperti ini? Ketika terjal, jalan harus di buat berkelok!”

“Ah, aku berharap bisa terbang, mungkin balon udara bisa membantu.”

” … ”

Setelah semua, Hiro berasal dari dunia yang berbeda, dimana teknologi sangat maju. Dia tidak bisa disalahkan dengan segala keluhannya. Sebagai orang yang berasal dari peradaban tinggi, tentu memprotes segala sesuatu yang menurutnya tidak benar adalah hal yang wajar.

“Yui, scan lingkungan mulai sekarang. Catat segala kekurangan. Mungkin aku bisa mendapatkan sesuatu dari itu.” perintah Hiro dalam pikirannya.

Hiro mengingat salah satu motto di kehidupan sebelumnya, ‘Pengusaha yang baik melihat kelemahan sebagai peluang.’ Banyak ide-ide menarik muncul di kepalanya, seperti membuat mobil dan balon terbang untuk transportasi. Bukan tidak mungkin, jika dia berhasil maka Hiro dipastikan akan mandi emas dan tidur dengan berlian di masa depan.

Gerbang kota Rucci terlihat kokoh dari jauh, dengan tembok setinggi lima meter dan jalan yang lebar. Hari sudah sore, namun aktifitas di depan gerbang kota Rucci masih padat. Banyak kereta kuda berlalu lalang bersama gerobak penuh barang. Orang orang yang bergerak tiada henti berpacu dengan matahari yang sebentar lagi memasuki kandang.

“Ibu, apakah kita akan menginap malam ini?”

“Ya, hari ini ada lelang yang dilaksanakan setiap enam bulan, dan acaranya berlangsung sampai tengah malam, apakah kau ingin melihat?” ucap Sofia dengan sedikit menggoda putra sulungnya.

“Ah, aku tertarik dengan lelang, mungkin ada beberapa hal menarik yang bisa kubeli.”

Sofia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Anaknya memang tidak normal seperti kebanyakan balita pada umumnya. Dia tidak menyukai mainan, tapi tertarik pada buku. Dia tidak suka bermain dengan anak sebayanya di taman, namun tertarik mengikuti lelang.

“Kau hanya bisa membeli tiga hal, pilih dengan hati-hati.”

Hiro mengosok hidungnya dan tertawa, “Tentu.”

“Dan tidak memilih buku sihir!” Sofia menambahkan.

” … ”

Lelang dimulai pada saat saat malam tiba, di depan sebuah gedung, papan besar tergantung kokoh di atas pintu, tidak ada yang menarik dari karakter kusam pada papan berwarna merah itu. Beberapa penyok pada kayu dan cat yang terkelupas di berbagai sisi. Menunjukan gedung ini telah ada dalam waktu yang cukup lama.

Bagi sebagian orang, karakter pada papan adalah suatu hal biasa. Namun, mata Hiro menyala saat melihat karakter “Golden River.” Tertulis dengan stroke yang tegas serta terlihat sombong. Yang paling penting, tulisan itu memakai abjad di kehidupan masa lalu Hiro, dan di tulis menggunakan bahasa English!

Pertanyaan yang muncul di benak Hiro saat pertama kali melihat adalah; “apakah Tera memiliki hubungan dengan Bumi?”

Mata Hiro terpaku pada papan di atas pintu gedung lelang selama beberapa saat tanpa berkedip.

“Hiro, jangan melihat ke papan itu!” Sofia panik menggoncangkan bahu anaknya.

Tersadar, Hiro melihat ke arah ibunya lalu bertanya, “memangnya kenapa ibu?”

“Karakter itu ditulis dengan bahasa kuno!” Jawab sofia dengan wajah serius.

“Oh, apakah artinya sungai emas?”

“Ah, darimana kau tahu arti tulisan itu?” Ibu satu anak itu terkejut ketika mendengar perkataan yang dilontarkan buah hatinya.

Hiro tidak menjawab dan hanya membalas dengan senyum tak berdosanya. Sementara itu Sofia menarik tangan anaknya memasuki gedung lelang. Dalam hatinya, ia berjanji tidak mengijinkan putra pertamanya berkeliaran lagi. Intuisi ibunya berkata bahwa anak ini berpotensi menimbulkan masalah kemanapun dia pergi.

Meskipun diam, Hiro sebenarnya sedang bertanya-tanya dalam hati, “Apakah tulisan itu hanya kebetulan?”

Sejak terlahir kembali, baru kali ini Hiro menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia di kehidupan sebelumnya. Semakin dia berpikir, semakin rasa penasaran membakar hatinya.

“Ibu, apakah aku bisa belajar bahasa kuno?” tanya Hiro saat mereka telah duduk di kursi VIP.

“Hiro, tidak mengigit lebih dari mengunyah. Kau harus berjalan selangkah demi langkah. Bahasa kuno tidak bisa dipelajari oleh orang biasa. Hanya ada sembilan karakter yang diketahui artinya. Sisanya dari itu tidak bisa terpecahkan sampai sekarang.” Sofia menerangkan panjang lebar kepada anaknya.

“Apakah ibu tahu sembilan karakter itu?”

Sofia hanya bisa pasrah menjelaskan. Sebagai seorang ibu, ia tahu karakter putra semata wayangnya dengan baik. Rasa penasaran Hiro sangatlah tinggi.

“Selain yang kamu lihat tadi, Golden dan River, yang berarti emas dan sungai. Ada tujuh kata lainnya, water yang berarti air, wind yang berarti angin, fire yang berarti api, storm yang berarti badai, earth yang berarti tanah, white yang berarti putih dan black yang artinya hitam. Penyihir sering memakai kata ini pada nyanyian mantera mereka agar kekuatan yang muncul lebih besar. Bahasa kuno dapat memunculkan badai dan menurunkan hujan serta kadang dapat menimbulkan kebakaran hebat.”

“Seseorang harus mengetahui arti dari bahasa kuno agar saat dipadukan tidak menjadi bencana. Seperti golden river, yang adalah sungai emas, generasi tua pemilik tempat lelang ini membayar sangat banyak kepada penyihir tua yang mempelajari bahasa kuno. Selama dua tahun, akhirnya penyihir tua berhasil memadukan karakter sungai dan emas lalu memberikan arti dari karakter itu bahwa, tempat lelang ini akan memperoleh aliran tak berujung emas dan selalu beruntung dalam usaha mereka. Juga, pernah ada seorang ahli yang memadukan karakter black dan fire dan mengakibatkan panas berlebih di rumahnya sendiri. dalam dua hari kemudian, seluruh lingkungan di dekat tempat tinggalnya menjadi kering dan semua pepohonan menjadi abu saat di sentuh.”

Hiro terkejut ketika mendengar penjelasan ibunya. Bahasa kuno sangat kuat ke titik berbahaya, namun di balik semuanya, Hiro dapat mengkonfirmasi bahwa karakter dari bahasa kuno memang sama dengan bahasa English pada kehidupan sebelumnya.

“Apa kebetulan yang menyenangkan. Jika para ahli hanya bisa menafsirkan sembilan karakter, aku bahkan bisa memaki mereka dalam karakter kuno!” seru Hiro dalam hatinya.

Comments

Popular posts from this blog

Brightstone V1 Chapter 2

- Cheat - Mendengar laporan tentang prestasi Hiro dalam belajar teknik meteor fist, Harold tertawa sampai tersedak anggur. Dia begitu bangga seperti hal itu di lakukan olehnya sendiri. “Baik, baik, Hiro memang bibit keluarga yang baik.” Harold memukul meja lalu menuangkan seluruh anggur dari gelas ke dalam mulutnya yang menganga terbuka. Glup glup glup. Suara anggur melewati kerongkongan Harold, namun tiba-tiba dia tertawa kembali. Hans hanya bisa tersenyum kecut saat ini, cipratan anggur berpadu air liur tiada henti menghujani wajah Hans layaknya hujan di pagi hari. Jika hal ini di lakukan oleh orang lain, mereka hanya akan menderita ke titik meminta untuk cepat mati. Hans adalah pejuang terkenal, tangan kanan seorang Jenderal besar. Dia dikenal dengan julukan kesatria gila, membunuh tanpa berkedip. Bersama Harry kakaknya, mereka berhasil mempertahankan wilayah Kekaisaran dari serbuan barbar di selatan hanya dengan seribu prajurit. Di depan Hans, bahkan Kaisar tidak ber

Brightstone V1 Chapter 1

- Reinkarnasi - Sebagai yatim piatu, miskin dan tidak memiliki apapun sebagai warisan. Alhasil lintasan kehidupan Hiro berkelok dan penuh batu. Namun, Hiro adalah pemuda yang tegar dan pantang menyerah. Dia seperti ikan yang perlahan menjelma menjadi naga. Dari kedalaman lautan, terbang ke langit biru. Semua berasal dari kemampuan mengingatnya yang luar biasa. Terlahir dengan memiliki memori eidetik. Saat semua orang menghabiskan waktu menghafal sebuah paragraf dalam buku, Hiro telah menghafal seluruh isi buku tersebut. Saat berusia sepuluh, Hiro menghabiskan setiap waktu luangnya di perpustakan. Menjadikan dirinya sesosok jenius yang maha tahu. Lalu, ketika beranjak tiga belas, dia memasuki universitas dan menghabiskan hanya setahun waktu disana. Untuk para dosen serta professor, Hiro adalah seorang jelmaan setan buku. Pengetahuannya yang berlimpah membuat para jenius merasa ingin memasukan kepala ke dalam jamban. Ketika beranjak tujuh belas, Hiro pertama kali memulai bisni

Brightstone V1 Chapter 7

PELATIHAN NERAKA Tiga hari ini mungkin adalah hari yang paling membosankan bagi Hiro. Setelah pulang dari kota Rucci, dia hanya ingin cepat-cepat menghabiskan waktunya membaca buku dan memperkuat diri dengan latihan yang teratur. Namun, semua tidak seperti yang dia bayangkan. Semua berawal dari laporan prajurit keluarga Dragonblood tentang perjalanan Sofia dan Hiro ke kota Rucci. Mendengar cucunya mengalahkan murid inti sekte Pedang Langit, Harold merasa bangga tak terkira. Dia lalu mengadakan perjamuan besar. Pesta tiga hari tiga malam. Dan Hiro sebagai tokoh utama hanya bisa duduk seperti orang bodoh melihat kakek dan pamannya mabuk anggur. "Dua tua bangka ini, apakah lambung mereka tidak berujung?" Hiro menggerutu kesal melihat kakek dan pamannya yang tidak kunjung berhenti minum. Aula besar di mansion yang selalu sunyi, kini disulap menjadi tempat pesta. Hans mengundang beberapa teman dekatnya membuat suasana lebih meriah. Makan, minum, mabuk, tertidur, ter