Skip to main content

Brightstone V1 Chapter 6

SEMUA DIHITUNG SATU

Sofia beserta Hiro keluar dari gedung pelelangan. Setelah kalung yang dia beli dengan harga 10.001 koin emas, tiga item terakhir yang adalah buku sihir api, armor dan tungku alkimia tidak menarik perhatiannya sama sekali. Atau lebih tepatnya tidak bisa dia beli sekarang.

Belajar sihir dilarang oleh sang kakek, armor terlalu besar untuk ukuran tubuhnya dan tungku alkimia hanya bisa di gunakan jika kau belajar sihir api! Alhasil, Hiro merelakan peserta lelang yang lain membelinya.

Tidak butuh waktu lama, kabar putri Sofia beserta anaknya sedang berada di kota Rucci telah menyebar dengan cepat.

Di bar-bar, dimana gosip berkembang seperti kecoa beranak dalam tong sampah. Para pria mabuk membahas segala sesuatu yang terjadi malam ini.

"Kau tahu, di pelelangan Golden River tadi, tuan muda Dragonblood menghajar murid inti sekte Pedang langit dengan satu kepalan tinju saja." seorang pemuda dengan mata sipit bercerita dengan antusias, seperti dia sendiri yang melakukan pertarungan.

"Apa yang kau tahu! Tuan muda Dragonblood hanya mengunakan satu jarinya!" Menampar meja, pemuda dengan gigi kuning membantah tidak setuju.

"Sialan, apakah kau ada di sana!"

"Tidak, aku mendengarnya tadi di jalan ... Lalu darimana kau mengetahuinya. Apakah kau ada di sana?"

"Tidak, aku mendengarnya dari kelompok disana." Pemuda mata sipit menunjuk ke pojokan dimana beberapa orang sibuk melemparkan gelas, piring serta kursi.

Rupanya mereka bertengkar karena berbeda pendapat tentang kejadian di gedung lelang Golden River barusan.

Rupanya mereka bertengkar karena berbeda pendapat tentang kejadian di gedung lelang Golden River barusan
Karena telah larut, Sofia membawa anaknya ke hotel yang paling mewah di kota Rucci untuk beristirahat.

Semua prajurit keluarga Dragonblood bertindak dalam bayang-bayang, mengawasi setiap langkah dan lingkungan sekitar dimana Sofia dan Hiro berada.

Sofia memesan dua kamar. Walau masih berusia tiga tahun, Hiro tidak lagi tidur bersama ibunya. Semenjak dia bisa berjalan, dia meminta kamar sendiri. Sofia hanya bisa pasrah.

Sofia mungkin beruntung tidak di repotkan oleh putera pertamanya. Namun, terkadang dia jengkel ketika mendengar pelayan keluarga Dragonblood berceloteh tentang bagaimana mereka menjaga anak, memandikan, membersihkan pup, mengganti pakaian, menina-bobokan, bagaimana lucu sang anak ketika mengucapkan kata pertama...

Keinginan seorang ibu adalah melihat anaknya bertumbuh. Namun, pertumbuhan Hiro begitu cepat sampai-sampai Sofia bahkan tidak menikmati peran sebagai ibu.

Jangan berharap hal itu dapat di lakukan Sofia! Anaknya akan menolak mentah-mentah! Hiro bahkan merasa malu ketika Sofia melihat dirinya telanjang!

Apakah itu sikap yang benar untuk seorang anak berumur tiga tahun? Apa yang Hiro coba sembunyikan! Burung pipitnya bahkan belum tumbuh sayap!

Wajah Hiro berubah setelah dia memasuki kamar. Tapak yang dia terima dari Luca mengacaukan peredaran energi ki pada meridiannya.

Bersila, Hiro mulai menertalisir energi Ki asing yang sedari tadi dia tekan.

Hiro meludah seteguk darah, "Sialan, aku seharusnya tidak menganggap remeh orang gila itu."

Butuh dua jam sebelum aliran ki pada tubuhnya di netralisir. Seharusnya, hal seperti ini mustahil dilakukan oleh seseorang yang belum menerobos ke tingkatan earth. Namun, Hiro berbeda, berkat banyak buku yang dia baca serta Yui. Dia berhasil mempelajari hal yang seharusnya mustahil.

Keesokan paginya. Sofia membawa Hiro ke pasar. Hiro adalah orang yang paling pemilih. Tentu saja, usulan Sofia agar hanya pengawal yang memilih item untuknya di tolak mentah-mentah.

Kali ini, Sofia mengenakan gaun biru sutera. Dengan cadar menutupi wajah. Keindahan seperti dirinya yang dapat menjungkir-balikan negara seharusnya tidak berjalan sembarangan ke tempat ramai yang mengundang perkara.

Tiba di toko buku. Mata Hiro berbinar layaknya sinar pagi. Bahkan Sofia melihat sedikit air liur berkumpul di sudut bibirnya. Raut wajah Hiro terlihat seperti seekor serigala lapar yang menemukan kumpulan anak domba lucu.

"Aku ingin ini, dan ini, buku ini tentang penempaan, aku membutuhkannya. Ini daftar obat-obatan. Ah ada buku jenis-jenis beast monster aku ingin ini juga, dan ini, dan ini, dan ini juga ... " Akhirnya setelah tiga jam memilih, seluruh toko hampir kosong!

"Hiro, Ibu menjanjikanmu untuk membeli hanya tiga hal!" Melihat jumlah buku yang Hiro ambil, Sofia hanya bisa menelan air liur.

"Ya, aku telah memilih dua hal sekarang!"

"Buku ini lebih dari satu!" ucap Sofia memprotes.

"Apa yang Ibu lihat di sana? ada berapa tumpukan buku?"

Hiro menunjuk ke arah segunung tumpukan buku yang dia pilih!

"Satu." jawab Sofia bingung.

"Nah, sekarang aku ingin membeli itu! Satu tumpukan buku. semua buku itu masih terhitung satu, satu tumpukan!"

" ... "

Memenangkan perdebatan dengan anaknya? Adalah hal yang paling mustahil bagi Sofia. Pikiran anak ini tidak dapat di prediksi dengan logika orang normal.

Membayar tumpukan buku Hiro yang segunung, Sofia hanya bisa menggerutu, "Ayah dan anak sama-sama menyebalkan!"

Keluar dari toko buku, Hiro masih ingin berkeliaran di pasar mencari item ke tiga yang dia akan beli.

Pasar sejatinya adalah tempat dimana seseorang dapat bersentuhan langsung dengan berbagai lapisan masyarakat. Kau dapat melihat banyak hal, mulai dari makanan yang di jual, peralatan, baju, pernak-pernik, semuanya menunjukan tingkat budaya masyarakat.

Ada pepatah yang mengatakan, pasar adalah miniatur suatu negara. Dan pepatah itu bukan sebuah kalimat kosong.

Melihat lebih banyak, mengetahui lebih banyak. Apa yang paling di butuhkan masyarakat, apa yang paling di inginkan oleh penduduk Kekaisaran. Hiro melihat semuanya, mencatat mati dalam ingatannya.

Namun, ada beberapa hal menarik yang sering menghentikan langkah Hiro. Seperti ketika dia melihat tempat prostitusi yang sangat terbuka, dimana wanita bahkan lebih gila dari kehidupan sebelumnya, menawar tubuh tanpa malu-malu!

Sofia mengikuti Hiro dari belakang melihat para wanita yang berprofesi sebagai penjaja tubuh dengan tatapan membunuh. Apa yang paling seorang ibu takutkan adalah pikiran anaknya ternoda hal-hal buruk di usia muda.

"Apa yang kau lihat! Segera berjalan!" Tangan halus Sofia menjepit telinga Hiro. Segera teriakan sakit keluar dari bibir anaknya.

Tidak jauh dari tempat prostitusi, ada sebuah toko kecil yang papan nama toko itu adalah "Nyanyian Surgawi." Penasaran akan namanya, Hiro memasuki toko. Namun setelah sampai di dalam, dia terkejut.

Nyanyian Surgawi sebenarnya toko alat musik. Ada seruling dan sitar juga gendang dan beberapa alat aneh. Tiba-tiba ide gila datang di pikiran Hiro.

"Paman, apa yang kau jual di sini?" Tanya Hiro dengan gaya cueknya.

Melihat wanita di belakang Hiro serta empat lelaki kekar. Pemilik toko menebak bahwa anak kecil ini bukan anak sembarangan.

Melebarkan senyum pedagangnya, pemilik toko menjawab pertanyaan Hiro, "Ya, kami adalah satu-satunya toko alat musik di kota Rucci. Kami menjual seruling, sitar, kecapi dan gendang dan banyak lagi."

Pemilik toko mulai menunjukan koleksi barangnya satu persatu. "Yang ini adalah sitar buatan tangan dari seorang master terkenal, menggunakan kayu quini dan senarnya dari jaring beast monster laba-laba kristal. Dan yang ini terbuat dari kayu hitam ... "

"Apakah paman bisa membuat sitar?" tanya Hiro setelah selesai mendengar setengah jam penjelasan dari pemilik toko yang memamerkan barang dagangannya.

"Membuat sitar? Itu hal yang mudah untukku. Aku bahkan bisa membuatnya dengan mata tertutup, tapi aku hanya seorang tukang kayu biasa. Butuh penyihir untuk menggambar rune pada badan sitar agar suara yang keluar terdengar merdu."

"Oh, masalah rune adalah masalah nanti. Jika paman membuat sesuatu yang mirip sitar untukku, aku akan memberikan beberapa koin lebih untukmu. Dapatkah paman memberikanku kertas, aku akan menggambarkan hal yang akan paman buatkan untukku."

Pemilik toko mengambil kertas bersama pena bulu dan tinta. Hiro menyambar ke tiga hal itu lalu mulai menuangkan ide gilanya ke dalam kertas, tidak sampai 5 menit, sebuah gambar muncul. Mirip sitar, namun itu bukan sitar!

Pemilik toko merasa aneh dengan gambar Hiro, begitu juga Sofia. Namun bagi Hiro itu bukan sesuatu yang aneh, dia telah melihatnya jutaan kali di kehidupan sebelumnya. Itu adalah Gitar!

Hiro menggambar Gitar dengan seksama, mulai dari body gitar, sekrup untuk mengencangkan senar, lobang suara, bahkan jumlah freet beserta jaraknya. Semuanya di gambarkan secara rinci.

Hiro bahkan meminta pemilik toko untuk menggunakan bahan yang terbaik, kayu besi hitam untuk body dan leher gitar Juga freet gitar serta sekrup untuk menyetem memakai mithril. Serta senarnya menggunakan jaring laba-laba kristal yang di pintal sesuai ukuran.

Setelah menunggu selama dua jam lebih dengan tenang. Akhirnya Gitar pertama di dunia Tera terlahir.

Comments

Popular posts from this blog

Brightstone

Hiro mati muda pada usia dua puluh tahun. Tanpa diduga, dia terlahir kembali ke dunia lain sebagai salah seorang keturunan Dragonblood. Bersama ingatan dikehidupan sebelumnya, Artificial Intelegence yang ikut terseret bersamanya dan juga penemuan kebetulan pada perangkat komputer super canggih. Perlahan Hiro menunjukan kehebatannya dengan menggabungkan kekuatan fisik, sihir serta ilmu pengetahuan di dunia baru. Ikuti petualangan Hiro di dunia TERA, dimana sihir bukan hanya cerita kosong. Manusia berjuang dengan panah, tombak serta pedang. Kerajaan muncul dan menghilang seperti rumput liar di padang. Juga poligami adalah hal yang wajar, dan budak bisa di beli jika memiliki uang. Tidak ada hak asasi disini. Berjuang dengan tinjumu, berjuang dengan pedangmu. Yang kuat adalah bos! Jika kau lemah? Siap-siap menjadi keset kaki orang lain. DISARANKAN UNTUK UMUR 17 TAHUN KE ATAS (17+) DILARANG MENCOPY DAN ATAU MEMPLAGIAT SEBAGIAN MAUPUN SELURUH ISI CE...

Brightstone V1 Chapter 1

- Reinkarnasi - Sebagai yatim piatu, miskin dan tidak memiliki apapun sebagai warisan. Alhasil lintasan kehidupan Hiro berkelok dan penuh batu. Namun, Hiro adalah pemuda yang tegar dan pantang menyerah. Dia seperti ikan yang perlahan menjelma menjadi naga. Dari kedalaman lautan, terbang ke langit biru. Semua berasal dari kemampuan mengingatnya yang luar biasa. Terlahir dengan memiliki memori eidetik. Saat semua orang menghabiskan waktu menghafal sebuah paragraf dalam buku, Hiro telah menghafal seluruh isi buku tersebut. Saat berusia sepuluh, Hiro menghabiskan setiap waktu luangnya di perpustakan. Menjadikan dirinya sesosok jenius yang maha tahu. Lalu, ketika beranjak tiga belas, dia memasuki universitas dan menghabiskan hanya setahun waktu disana. Untuk para dosen serta professor, Hiro adalah seorang jelmaan setan buku. Pengetahuannya yang berlimpah membuat para jenius merasa ingin memasukan kepala ke dalam jamban. Ketika beranjak tujuh belas, Hiro pertama kali memulai bisni...